Mengenakan busana kebaya modern besutan perancang kondang Anne Avantie, Laskary Andaly Metal Bitticaca berdebar-debar menanti pengumuman pemenang pada Senin, 18 April lalu. Namun, begitu namanya diumumkan juri sebagai Putri Kopi Indonesia 2011, peserta dari Sulawesi Selatan ini langsung bungah.
Ia menyisihkan dua finalis lainnya, Khairun Nisa dari Nanggroe Aceh Darussalam dan Ketut Niken Aprilia dari Bali. Mela, begitu ia biasa disapa, tak menyangka menjadi pemenang kontes malam itu. Semula ia menjagokan wakil dari Bali dan Aceh. "Senang dan terharu sekali bisa menang," ujar dara dengan tinggi 170 sentimeter ini saat ditemui di Hotel Mulia seusai acara. Di perhelatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Indonesia Kebanggaanku itu, Mela melalui berbagai tahapan penjurian.
Selama lima hari ia menjalani masa karantina, dimulai pada 14 April. Dari 31 peserta disaring 14 besar lalu diperas lagi menjadi babak sepuluh besar. Pada babak ini, seperti halnya kontes kecantikan lain, peserta mulai harus menjawab pertanyaan. Bedanya, topik yang ditanyakan adalah wawasan mereka tentang perkopian. Tiga peserta lolos ke babak final. Pada babak tiga besar ini, Mela menjawab pertanyaan juri tentang anggapan kopi bisa mengurangi stres. "Ya, memang benar karena kopi mengandung zat antidepresan," ujar Mela, yang mengaku baru sekali ini mengikuti kontes kecantikan.
Gadis berkulit kuning langsat ini merasa tertantang mengikuti pemilihan ini karena ingin terlibat mempopulerkan kopi Indonesia, terutama kopi Toraja dan kampung halamannya. Dia juga tertarik mempelajari kopi dari berbagai aspek, seperti kultur, sains, sosial, dan ekonominya. Menurut penyuka kopi Toraja ini, Indonesia kaya akan potensi kopi dari berbagai daerah. Minuman kopi merupakan bagian dari wisata kuliner yang menarik orang datang ke Indonesia, juga sekaligus meningkatkan taraf hidup petani kopi. Jawaban ini pula yang disodorkan kepada juri saat penilaian pada babak sepuluh besar dan mengantarnya menuju tiga besar.
Mela mengatakan tak punya persiapan khusus sebelum masuk karantina, karena kesibukannya dalam penelitian di kampus Sekolah Pascasarjana Fakultas Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung. Dia banyak menggali informasi dari situs-situs di Internet dua-tiga hari sebelum karantina. Hasilnya tak mengecewakan.
Perkenalan gadis ini dengan kopi sebenarnya sudah lama. Sejak kecil ia sering bermain di kebun kopi milik kakeknya di Tana Toraja. Lama-lama ia pun mulai menyukai minuman berkafein ini. Keluarga besarnya pun gemar kopi, bahkan sering berkumpul untuk minum kopi bersama. Dia belajar dari ibundanya belajar meramu kopi yang sedap. Dia berharap bisa belajar meramu kopi yang paling sedap pada barista ternama. Kopi, ucapnya, pun menjadi teman setia saat kuliah. "Ya wajarnya anak kuliah, minum kopi pasti ada saat waktu lembur bikin tugas atau begadang menjelang ujian," ujar alumnus jurusan Ilmu Mikrobiologi ITB dengan indeks prestasi 3,39 ini terkekeh. Saat senggang, Mela lebih banyak membaca surat kabar dan majalah ketimbang membaca buku, terutama buku di luar perminyakan. "Buku terakhir yang saya baca adalah Enhanced Oil Recovery untuk persiapan ujian," ujar anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Victor Bitticaca dan Rosni Bandaso ini.
Setelah menyandang gelar Putri Kopi Indonesia, tugas berat menanti Mela. Ialah yang akan mewakili Indonesia--produsen kopi keempat terbesar di dunia--pada perhelatan World Queen of Coffee ke-41 di Manizales, Kolombia, pada Januari 2012. Tentu, untuk itu Mela harus berusaha keras menyiapkan diri. "Mengasah bahasa Inggris, memperluas wawasan, mempelajari kopi lebih dalam, wisata Indonesia, dan belajar berjalan yang lebih baik," ujar gadis yang alergi terhadap kecoa ini. Mela, yang bercita-cita menjadi peneliti mikrobiologi perminyakan, menginginkan persiapan ke Kolombia bisa berjalan seiring dengan kuliahnya. Tetapi Mela harus rela memprioritaskan persiapannya ke Kolombia. Akibatnya, banyak jadwal kegiatannya yang harus diatur ulang.
Selama lima hari ia menjalani masa karantina, dimulai pada 14 April. Dari 31 peserta disaring 14 besar lalu diperas lagi menjadi babak sepuluh besar. Pada babak ini, seperti halnya kontes kecantikan lain, peserta mulai harus menjawab pertanyaan. Bedanya, topik yang ditanyakan adalah wawasan mereka tentang perkopian. Tiga peserta lolos ke babak final. Pada babak tiga besar ini, Mela menjawab pertanyaan juri tentang anggapan kopi bisa mengurangi stres. "Ya, memang benar karena kopi mengandung zat antidepresan," ujar Mela, yang mengaku baru sekali ini mengikuti kontes kecantikan.
Gadis berkulit kuning langsat ini merasa tertantang mengikuti pemilihan ini karena ingin terlibat mempopulerkan kopi Indonesia, terutama kopi Toraja dan kampung halamannya. Dia juga tertarik mempelajari kopi dari berbagai aspek, seperti kultur, sains, sosial, dan ekonominya. Menurut penyuka kopi Toraja ini, Indonesia kaya akan potensi kopi dari berbagai daerah. Minuman kopi merupakan bagian dari wisata kuliner yang menarik orang datang ke Indonesia, juga sekaligus meningkatkan taraf hidup petani kopi. Jawaban ini pula yang disodorkan kepada juri saat penilaian pada babak sepuluh besar dan mengantarnya menuju tiga besar.
Mela mengatakan tak punya persiapan khusus sebelum masuk karantina, karena kesibukannya dalam penelitian di kampus Sekolah Pascasarjana Fakultas Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung. Dia banyak menggali informasi dari situs-situs di Internet dua-tiga hari sebelum karantina. Hasilnya tak mengecewakan.
Perkenalan gadis ini dengan kopi sebenarnya sudah lama. Sejak kecil ia sering bermain di kebun kopi milik kakeknya di Tana Toraja. Lama-lama ia pun mulai menyukai minuman berkafein ini. Keluarga besarnya pun gemar kopi, bahkan sering berkumpul untuk minum kopi bersama. Dia belajar dari ibundanya belajar meramu kopi yang sedap. Dia berharap bisa belajar meramu kopi yang paling sedap pada barista ternama. Kopi, ucapnya, pun menjadi teman setia saat kuliah. "Ya wajarnya anak kuliah, minum kopi pasti ada saat waktu lembur bikin tugas atau begadang menjelang ujian," ujar alumnus jurusan Ilmu Mikrobiologi ITB dengan indeks prestasi 3,39 ini terkekeh. Saat senggang, Mela lebih banyak membaca surat kabar dan majalah ketimbang membaca buku, terutama buku di luar perminyakan. "Buku terakhir yang saya baca adalah Enhanced Oil Recovery untuk persiapan ujian," ujar anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Victor Bitticaca dan Rosni Bandaso ini.
Setelah menyandang gelar Putri Kopi Indonesia, tugas berat menanti Mela. Ialah yang akan mewakili Indonesia--produsen kopi keempat terbesar di dunia--pada perhelatan World Queen of Coffee ke-41 di Manizales, Kolombia, pada Januari 2012. Tentu, untuk itu Mela harus berusaha keras menyiapkan diri. "Mengasah bahasa Inggris, memperluas wawasan, mempelajari kopi lebih dalam, wisata Indonesia, dan belajar berjalan yang lebih baik," ujar gadis yang alergi terhadap kecoa ini. Mela, yang bercita-cita menjadi peneliti mikrobiologi perminyakan, menginginkan persiapan ke Kolombia bisa berjalan seiring dengan kuliahnya. Tetapi Mela harus rela memprioritaskan persiapannya ke Kolombia. Akibatnya, banyak jadwal kegiatannya yang harus diatur ulang.
BIODATA
Nama: Laskary Andaly Metal Bitticaca Kelahiran: Soroako, 18 Desember 1986 Orang tua: Victor Bitticaca dan Rosni Bandoso Status dalam keluarga: Anak kedua dari tiga bersaudara
Pendidikan:Pengalaman kerja:
- Sarjana Ilmu Mikrobiologi Institut Teknologi Bandung (2009)
- Kuliah S-2 Teknik Perminyakan ITB
Penghargaan:
- Asisten Laboratorium Proyek Mikrobiologi
- Asisten Laboratorium Fisiologi Mikrobial
- Magang pada Laboratorium Makanan Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Serpong
- Asisten Peneliti pada Oil and Gas for Indonesia (OGRINDO)
- Juara Lomba Karya Ilmiah Remaja (2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar