Pertandingan yang kick-off pada pukul 17:30 waktu setempat, Senin (7/11), di Centro Sportivo Pozzo itu berlangsung dengan tempo cepat dan seru sejak peluit awal berbunyi.
Kedua tim diadu dengan format 2 x 40 menit, berbeda dengan pertandingan Intesa Sanpaolo Cup yang memainkan 25 menit per babak.
AC Milan Academy terdiri dari pemain-pemain berusia 14-15 tahun, dan rata-rata memiliki postur yang lebih tinggi dibanding anak-anak Indonesia.
Jalannya Pertandingan
IAST lebih banyak mengambil inistiatif serangan di babak pertama. Beberapa tembakan lewat Gavin Kwan Adsit dan M. Maulid masih bisa ditangkap oleh kiper Milan Academy. Hamzah Risfian juga melepaskan dua tembakan, namun gagal menemui sasaran.
Seharusnya IAST unggul lebih dulu setelah gelandang kanan Adnan Faturrahman dijatuhkan di dalam kotak terlarang. Wasit menunjuk ke titik putih, tapi sayangnya Sabeg Fahmi Fachrezy gagal memanfaatkan peluang emasnya. Tendangan penalti Sabeg melebar ke sisi kanan gawang Milan.
Milan Academy juga banyak mengandalkan serangan balik, namun tak satupun serangan lawan membahayakan gawang IAST yang dikawal Muhammad Fadly Habibi. Hingga turun minum, kedua tim masih seri tanpa gol.
Memasuki awal babak kedua, Milan Academy berupaya mengepung pertahanan IAST dengan mempercepat tempo permainan. Usaha keras tim tuan rumah akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-53. Memanfaatkan kelengahan lini belakang, bola diceploskan ke jala Fadly lewat tendangan keras dari ujung kotak penalti.
Tertinggal satu gol tidak membuat IAST patah semangat. Kalah tinggi badan, Rahmanto cs membongkar pertahanan Milan Academy lewat umpan-umpan pendek. Alhasil, IAST hanya membutuhkan empat menit untuk menyamakan kedudukan.
Kegagalan Sabeg di babak pertama dibayar dengan dua gol oleh striker asal Jember tersebut. Umpan terobosan Rosi Nuril disambut Sabeg dengan tembakan datar dan keras ke sisi kiri gawang Milan Academy. Selang lima menit, Sabeg kembali menggetarkan gawang lawan lewat tendangan bebas dari sayap kanan.
IAST kemudian memperbesar keunggulan di menit ke-68. Umpan lob disambut Gavin dengan kontrol dada dan tembakan keras dengan kaki kanan yang tak mampu dihalau kiper.
Selanjutnya IAST lebih banyak bertahan, dan harus dibayar mahal tujuh menit jelang bubaran. Tendangan bebas Milan Academy dari jarak 20 meter memperkecil kedudukan menjadi 3-2, dan skor ini bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
Kemenangan yang diraih IAST angkatan kedua ini menjadi prestasi yang lebih baik ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, angkatan pertama yang menjuarai Intesa Sanpaolo Cup 2010 harus mengakui keunggulan Milan Academy dengan skor lima gol tanpa balas.
Kemenangan ini disambut meriah oleh para pemain maupun penonton. Tidak tertutup kemungkinan anak-anak IAST angkatan kedua ini dipanggil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Istana Negara.
Menurut rencana, besok siang IAST akan bermain bola di depan katedral di pusat kota Milan, Duomo, sebelum bertolak ke Bandara Malpensa pada pukul 14:30. Rombongan akan transit di Dubai dengan pesawat Emirates sebelum tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu sore.
Goal.com